Nostalgia Ponsel Lama

Beberapa pekan ini saya rutin membeli tabloid bertema ponsel, sekadar melihat-lihat perkembangan teknologi selular terkini. Memang ada niat, tapi kesempatan yang gak ada masih belum memutuskan jadi beli atau tidak :mrgreen: . Lalu tetiba ada ide untuk mengenang kembali ponsel-ponsel yang pernah saya gunakan.

1. Nokia 3310
Saya pertama kali berponsel sekitar 2003, ketika masih kuliah sambil ngajar di sekolah mantan mantan sekolah saya dulu. Pilihan jatuh ke 3310 karena saat itu, ketika orang mulai ramai beralih ke ponsel berlayar warna, harganya lumayan turun. Ponsel ini masih jadi ponsel favorit saya, selain karena tahan banting, juga karena ada fitur pembuat ringtone yang begitu nostalgik. Oya, jangan lupa ada Space Impact yang legendaris ituh. Kamu sudah pernah tamat berapa ratus kali? 😈

2. Sony Ericsson J200i
Akhir 2005, si 3310 diakuisisi kantor karena dia satu-satunya ponsel yang nyambung dengan perangkat SMSCenter di komputer. Jadilah saya ganti ponsel secara mendadak. Di tengah keterbatasan pilihan akhirnya saya ambil ponsel berwarna putih ini. Layarnya sudah berwarna, dan nada deringnya juga lebih merdu. Akan tetapi saya kurang sreg dengan navigasinya yang menggunakan joystik. Sempat beberapa kali saya tukar-menukar ponsel dengan Sony Ericsson T100 milik istri yang lebih nyaman dan awet digunakan sejak 2002.

3. Nexian NX-D980
Setelah sekian lama dieksploitasi dipakai, pada awal 2010 J200i tewas juga. Saya putuskan menjajal hape berkamera, tapi karena terbentur budget pinjaman koperasi sekolah, akhirnya hanya dapat hape China. Fiturnya lumayan, walau ndak canggih-canggih amat, tampilannya juga keren, mirip Blackberry Gemini 😳 . Dengan keypad QWERTY dan dual kartu GSM-CDMA, hape ini sekaligus saya pakai untuk mengganti ponsel bundling StarOne yang sudah kembung baterainya. Hape ini ikut saya ke Jogja, tapi seperti sudah diduga, charger-nya bermasalah dan sulit dicari suku cadangnya. Di akhir tahun, karena dipaksakan pakai cesan jepit, baterainya ikut kembung dan tak lama mati total. Ketika pulang ke Banjarbaru di akhir tahun, saya mau tak mau harus ganti hape, tentu dengan pinjaman dari koperasi sekolah lagi.

4. Nokia E63
Di pertengahan tahun 2010, istri membeli Nokia C3 untuk mengganti T100-nya yang juga sudah uzur. Fiturnya cukup lengkap, dan sudah bisa internetan dengan Opera Mini. C3 jadi referensi saya mencari hape di akhir 2010, dan di toko ketemulah E63, yang sebenarnya sudah stok lama. Setelah dibanding-banding, spek E63 ternyata masih lebih tinggi dengan harga setara. Apalagi platform S60-nya memungkinkan untuk diinstal aplikasi sendiri. E63 bisa dibilang memenuhi semua kebutuhan selular saya saat itu; Opera Mini, WhatsApp, pembaca PDF, aplikasi Office, juga kamera 2 MP. Ditambah kemudahan memasang aplikasi, tema, dan game tambahan, ponsel ini sampai sekarang masih jadi andalan. Berikut tampilan E63 tersebut:

5. Samsung Galaxy Ace
Pertengahan 2012 ada seorang rekan yang melego Samsung S5830 miliknya. Setelah ditimbang-timbang, saya kok ya luluh juga, dan smartphone inipun jadi ponsel Android pertama yang saya miliki. Masih ber-OS Gingerbread memang, juga memori internalnya terbatas, sehingga ndak berani instal terlalu banyak aplikasi. Hanya saja beberapa fitur sangat bermanfaat, seperti wifi tethering ke perangkat lain, hasil jepretan kameranya yang bagus sekali untuk ukuran saya, dan tentunya kemudahan ber-social networking, seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Smartphone ini jadi andalan untuk konek ke dunia maya sekaligus pamer berbagi foto dan apdet status. Sampai sekarang (awal 2014) kinerjanya juga masih tokcer, meskipun memang baterainya sejak awal gampang banget drop.

Ponsel utama seingat saya cuma itu. Tidak banyak memang, karena saya biasanya beli HP sekadar untuk memenuhi kebutuhan. Selebihnya ada beberapa, tapi rata-rata cuma dapat dari paket bundling CDMA, yang seri produknya juga ndak jelas, dan semuanya juga sudah tewas. Saat ini untuk StarOne yang kabarnya mau dimatikan tersisa Nokia 1508 yang keypad-nya sudah mengelupas dan layarnya buram.

Di awal 2014 ini, ada beberapa ponsel yang saya minati, walau untuk serius membeli sepertinya perlu pertimbangan lagi. Yang jelas, kriteria yang saya cari adalah Android, menengah, kamera >5MP, Jelly Bean, dan tentunya, kapasitas penyimpanan lega. Sejauh ini, yang paling menarik minat adalah Lenovo P780, tapi harganya masih belum menarik :mrgreen: .

6 thoughts on “Nostalgia Ponsel Lama”

  1. Kalau HP ku yg d review… sepanjang apa ya?

    Yg skrg aja sdh ada Blackberry Q5 buat berkiriman pesan, E90 yang d beli tp smp skarang ga d pakai…. trus SonyEricsson K810 yg masuk kotak, SAMSUNG Galaxy Grand buat browsing pengantar tidur, lantas SAMSUNG CDMA-GSM buat mengaktifkan flexi…. masih ada Nokia Asha buat d jejali kartu M3 dan Nokia X1 buat kartu 3

    2x beli 5510, 3310 sbg HP pertama, dan lain lain… termasuk HP China segede pematik yg ringtones nya kedengaran sampai 2 kecamatan, atau Nokia 3650 seharga 3 juta tahun 2003……

    Reply
    • Hohoho, kalo HP imak lucut mehitunginya, kartu aja bilang parak semua agama aktif…
      Etapi bisa aja kalo diseleksi, HP favorit atau paling bersejarah, misalnya, sekitar 10-an pas aja…

      Reply
  2. Aku pertama kali punya hp itu pas kelas 2 SMP. Silakan lah ditebak aku kelas 2 SMP itu tahun berapa, yah kalau kurang kerjaan aja sih… 😆 Btw, dari beberapa hp di atas, aku juga pake Nokia 3310 (hp pertamaku juga! Game ular sampe level berapa, Om?) dan Nokia E63 yang aku pake pas aku kuliah. Entah sudah berapa kali aku gonta-ganti hp. Gak pernah awet pake hp dan malas ngitung juga. 😆

    Reply
    • Nah, ini perlu diselidiki, tahun berapa ya waktu itu… :mrgreen: Lantas kalau tahun segitu kelas 2 SMP berarti sekarang… *menghitung*
      Oya, saya kurang suka game ular itu, kalah melulu 🙁

      Reply

Leave a Comment