Pengalaman Pertama Rooting Android

Mungkin bagi para fanboys penggemar handset berbasis Android, rooting adalah hal yang biasa saja. Tidak demikian dengan saya, yang suka tinggal pakai tanpa niat oprek. Kegiatan ini jadi pengalaman baru yang agak menakutkan awalnya. Korban eksperimen saya adalah handset OPPO R2001 a.k.a Yoyo.

 


Kredit foto Yoyo: Situs resmi OPPO

 

Si Yoyo ini saya beli untuk menggantikan Lenovo P780 yang remuk terlindas mobil di jalan. 🙁 Sebagai pengguna casual, handset ini sudah lebih dari cukup memenuhi semua kebutuhan saya. OS dan fiturnya lumayan bagus, navigasinya simpel, kameranya juga terang dan ada mode fill light sehingga pengaturan cahaya lebih mudah. Yang jadi masalah adalah memori internalnya cekak; cuma 4GB, itupun harus dibagi dua, untuk sistem dan phone storage. Akibatnya, pas aplikasi-aplikasi bawaan minta update, instalasi gagal karena ruang di sistem yang cuma dijatah 1GB tidak memadai.

Akhirnya terpaksalah saya gerilya ke forum-forum. Ternyata solusi satu-satunya adalah repartisi, alias menambah kapasitas ruang di sistem dari 1GB ke 2GB. Ruang tambahan itu diambil dengan mengorbankan phone storage, yang tadinya dialokasikan sebagai tempat menyimpan file-file media (foto, video, dan mp3). Tidak jadi masalah tentunya, karena toh file media bisa disimpan di memori eksternal (kebetulan pas beli juga dapat gratis SD Card 8GB). Langkah repartisi ini diawali dengan rooting perangkat terlebih dahulu.

Awalnya mau root lewat PC pakai aplikasi Mobogenie dan Root Genius, tapi saya gagal menyambungkan hape ke komputer, entah kenapa. Akhirnya setelah cari-cari lagi, dapat cara root yang lebih mudah, yaitu dengan menginstal Root Master langsung di perangkat. Berikut langkah-langkahnya:
1. Download dan instal apk Root Master. Saya menggunakan versi 1.3.6 sesuai saran di forum.
2. Jalankan Root Master, klik tombol “Mulai Root”, tunggu sebentar, ketika muncul menu popup pilih “root”. Tunggu lagi sebentar, lalu pilih tulisan mandarin warna merah (sebelah kiri).
3. Tunggu lagi, akan muncul aplikasi SuperSU di layar home. Buka dan update binary SuperSU.
4. Tada! Handset Yoyo pun selesai di-root.

Tahap berikutnya adalah repartisi. Perlu diingat kalau semua file yang ada di phone storage akan hangus, jadi lebih baik backup dulu. File di SD Card, kalau mau dibackup juga bagus tentunya, buat jaga-jaga. Kalau sudah siap, berikut langkah-langkahnya:
1. Download file repartisi dan CWM Recovery. Simpan di memori eksternal.
2. Instal aplikasi Mobile Uncle MTK Tool. 

 

 

 

3. Jalankan Mobile Uncle, pilih menu Recovery Update. Saat diminta, load file CWM Recovery seperti pada langkah 1. Pilih Flash, dan setelah hape di-reset, kita akan masuk ke menu Boot Recovery.
4. Di sini, kita tidak bisa menggunakan layar sentuh. Sebagai gantinya, gunakan tombol volume untuk navigasi atas-bawah, dan tombol power di kiri untuk memilih menu.
Pilih “Flash zip from sdcard” lalu pilih file Repartition seperti pada langkah 1.
5. Akhirnya kita masuk ke menu repartisi. Layar sentuh bisa kembali digunakan. Ikuti saja petunjuk repartisi yang simpel, dan pilih 2GB (kapasitas maksimal yang dimungkinkan untuk Yoyo). Setelah itu hape akan restart untuk memulai proses repartisi.
6. Tunggu beberapa menit, cukuplah untuk rebus mie instan dulu. 🙂
7. Tada! Jika repartisi sukses, setelah hape dihidupkan silakan cek di menu Storage, ruang sistem akan berubah menjadi 1.97GB. Sementara itu, phone storage yang diklaim rusak harus diformat ulang dulu dan menyisakan sekitar 500MB.

 

 

 

Dengan 2GB di tangan, instalasi sistem menjadi tidak bermasalah lagi. Update aplikasi bawaan pun lancar jaya. Oya, kita bisa menginstal Link2SD untuk memindah aplikasi dari sistem ke SD Card demi mengurangi beban memori sistem. Bahkan, karena perangkat sudah di-root, kita bisa uninstal aplikasi bawaan yang tadinya terproteksi dan tak bisa dihapus. Merdeka!

Meskipun ternyata rooting itu lumayan gampang, tentu kalau ngopreknya kelewatan mungkin saja berdampak tidak baik. Untunglah SuperSU punya menu untuk meng-unroot perangkat kita agar kembali seperti semula, tapi saya belum mencoba dan belum tahu gimana hasilnya.

 

 

 

Sukses nge-root dan repartisi ini membuat saya jadi penasaran utak atik daleman Android lainnya. Yang penting pengalaman ini didokumentasi di blog dulu deh. Ah ya, jadi ingat Abuya yang doyan sekali ngoprek ginian… 😛

18 thoughts on “Pengalaman Pertama Rooting Android”

  1. Wuih. Oppo Yoyo. Dua bulan lalu sempat mau ambil, untuk pindah dari Oppo Find Muse yang sudah tewas kena oprek. Hehe. Tapi akhirnya ngambil Redmi 1S.

    Benarnya cara partisi internal storage begini agak riskan. Konon karena bisa mengurangi umur pakai internal storage. Selain itu, agak berat, yang pernah kucoba begitu. Itu NAND storage soale. Kalau mesti flash ulang, bisa berabe nanti.

    Jauh lebih mudah dan aman SD Card-nya saja dipartisi. Ext3 atau Ext4. 1GB juga cukup. Lalu pakai Link2SD, bagusnya yang plus version (karena bisa mindah apk dan data sekalian), untuk instalasinya ditautkan ke penyimpanan external yang sudah dipartisi.

    Reply
    • Iya sih, saya bingung soalnya pas mau repartisi SD Card. Tapi sebagai pengguna level bawah ini, kayaknya udah cukup kok sementara ini. Nggak dipakai berat-berat juga kok gadgetnya…

      Dan rasanya masih nyesal ini, nggak jadi ngambil Lenovo S860 kemarin 🙁

      Reply

Leave a Comment