Banjarmasin, 19 Maret 2007
Dari yang saya saksikan tadi malam, saat Menkominfo Sofyan Djalil berkenan hadir dan memberikan pendapatnya dalam acara Republik Mimpi (sempat dua minggu “berganti kulit” jadi Kerajaan Mimpi”), ada dua statement yang menarik perhatian saya.
Pertama, beliau mengklarifikasi kalau wacana somasi terhadap acara kesukaan saya ini adalah sebagai Sofyan Djalil pribadi atas nama warga negara Indonesia, bukan atas nama Menkominfo.
Kedua, ketika ditanya mengapa Menkominfo terkesan bertindak “politis” karena ingin menyomasi Republik Mimpi (tetapi tidak sekalipun menyatakan ingin menindak tayangan Setantron™, infotainment, kriminal dan lainnya yang sama sekali gak mutu), beliau berjanji AKAN BENAR-BENAR mensomasi. Beliau menginginkan pukul 6 pagi hingga 9 malam tidak ada lagi darah, kekerasan, setan dan pornografi/pornoaksi, seperti di Jerman.
Untuk yang pertama, hehe, khas pejabat kalah perang. Yah, semoga aja statement-nya jujur, bukan karena kemarin dipesani sama Pak SBY yang (siapa tahu) tidak menyukai program ini. (Halah buruk sangka nih! Ndak boleh!) Ingat Pak, semua ucapan dan pernyataan anda DIREKAM, dan seluruh warga Indonesia bisa melihat kembali tayangan ulangnya. Jadi, hati-hati sebelum melempar statement ke publik, kalau tidak ingin diparodikan!
Untuk yang kedua, kita tunggu realisasinya saja, kalau acara cuma satu jam seminggu doang berani diubek-ubek, beranikah beliau menindak tayangan infotainment, sinetron dan kriminal, yang bisa dibilang hadir 24 jam setiap hari, di hampir semua stasiun TV, dan kabarnya dibekingi oleh kucuran dana yang hampir tidak terbatas? Atau ini sekadar aksi tebar pesona saja? Biar didukung rakyat (rakyat yang mana, Pak?)
Menarik mendengar statement dari Gus Pur: kalau pemimpinnya kuat, parodi akan mati sendiri.
Nah sudah kuatkah Anda?
Just an opinion… Semoga Indonesiaku bisa tambah maju.
trekbek
http://luthfi.wordpress.com/2007/03/19/indonesiaku-indonesiamu-indonesia-kita-semua/
gimana sih ngebedain omongan sebagai pribadi dan sebagai menkominfo??
@ passya:
lihat pernyataan sebelum menteri itu ngomong, kalau perlu si wartawan nanya ini atas nama siapa gitu 😀
Saya nggak setuju ucapan Sofyan Djalil sebagai pribadi yang mengatakan kepemimpinan tidak boleh diolok-olok. Kita bukan hidup di sebuah kerajaan di mana raja adalah posisi turunan. Rakyat yang milih pemimpin maka rakyat juga boleh mengolok-olok pemimpin yang tidak becus dan cuma janji kosong doang.
Kalo yang ini mantap euy…
somasi atas nama pribadi ? Identitas Menkominfo itu sudah melekat, dan susah dibedakan apakah ini somasi seorang WN atau somasi seorang pemegang jabatan politik.
Setantron memang dari dulu bukan cuma disomasi, tapi DIBREDEL…. (kok jadi diktator gini ya ?) 🙂
yah, bagus lah, ditunggu polow ap nya pak mentri
fyuh..berat2…
ati2 lho blog mas amed di bredel…hahaha….
*apa sih*
@ Luthfi
Yoi, sudah saya baca…
@ passya
Yang sebagai pribadi ada format italicnya kali…
@ helgeduelbek
Nah, ini juga perlu Pak, biar nanti bukan wartawannya yang disalahkan karena sudah “memelintir” pernyataan.
@ Kang Kombor
Saya setuju sama Kang Kombor. Berani Berjanji harus berani menepati.
@ deKing
Banget.
@ fertobhades
Ayo bikin gerakan tidak menonton SETANTRON™ lagi!
@ Raffaell
Kita tunggu sama-sama
@ antobilang
Silakan bredel saja, nanti saya bikin lagi, gratis kok di wordpress ini…
baru tahu tau ni ada yang namanya “setantron”
🙂
@ Klikharry
Ya, Setantron™ singkatan dari setan sinetron. Bisa diartikan sinetron yang isinya setan, atau sinetron yang bisa bikin yang nonton “kesetanan”.
Setantron adalah sampah berlapis kemewahan, dan satu-satunya cara kita memusnahkannya adalah dengan sama-sama tidak menontonnya, agar rating yang mereka(para produser) Tuhan-kan tidak lagi memihak mereka.
ah itukan karena dia diserang sama seorang cendekiawan muda NU itu yg konon muncul di bbm
ya moga2 diteruskan niatnya
(maap prasangka buruk)
Yo.. Itu yang kita sama-sama tunggu Mas Lambret