Setahun Di WordPress

Banjarmasin, 12 Desember 2007

Kemarin genap setahun sudah saya menjadi penghuni WordPress. Dari sekian tahun yang saya lewati di dunia maya, setahun di WordPress ini mungkin jadi pengalaman yang paling berharga. Blog, membaca, menulis, komentar, diskusi, silaturahmi sampai hujat-hujatan, semuanya mematangkan pandangan saya terhadap dunia dan seisinya, terhadap manusia dan berbagai sifat dan sikapnya, serta tentunya, terhadap harga dari kebebasan berbicara.

Kali ini saya hanya ingin melakukan kilas balik, momen-momen bersejarah sepanjang keikutsertaan saya dalam meneruskan sampah internet menyumbangkan suara bagi kemajuan blog Indonesia ini.

April 2006: Pertama Ngeblog
Pertama kali saya tahu blog ya dari Mansup. Blog pertama saya mengikut di layanan Blogger, seperti juga Mansup dan Bawel. Isinya sendiri hanya catatan-catatan sederhana, ndak penting, sangat personal sifatnya, dan hanya dikunjungi kami bertiga.

Juli 2006: Mengenal blog Enda
Hingga 3 bulan ngeblog, masih amat jarang saya membaca blog orang lain. Bacaan saya masih media “konvensional” lainnya. Sampai saya membaca artikel-artikel di blog Bapak Blogger Indonesia ini. Tulisan-tulisannya menyadarkan saya akan kekuatan blog, pentingnya bermasyarakat dalam apa yang disebut blogosphere, membangun komunitas, keberanian untuk menyuarakan ide dan menuangkannya secara lebih sistematis serta layak baca bagi khalayak ramai.

September 2006: Mengenal Wadehel
Awalnya saya tertarik dengan Blog ini karena isi tulisannya yang benar-benar berbeda; terkesan “kurang ajar” dan mendobrak etika, membicarakan hal-hal yang selama ini di”tabu”kan oleh masyarakat. Akan tetapi justru di sinilah saya merasakan istimewanya blogger yang satu ini. Ide mendukung bom jihad dan “mencurigai” Ubuntu sebagai program “kafirisasi” hanya sebagian dari “madness” yang ditawarkannya.
Dari blog ini saya justru mengenal Linux, wordpress, satire dan dekonstruksi. Banyak yang bisa saya ambil dari membaca tulisan-tulisannya, tentunya jika kita memahami makna tersirat di balik tulisannya yang terus terang saja, brilian itu. Anda juga kan? Atau mungkin tidak?
Sementara itu, secara personal dia orang yang ramah dan suka membantu saya yang masih gapblog ini. Saya banyak belajar dari beliau, termasuk ketika akhirnya saya memutuskan untuk berpindah ke wp, beliau begitu mendukung dan menjadi komentator pertama di blog saya.

Desember 2006: Awal Baru di Wp.com
Pindah ke WordPress membuat saya kemaruk! 2 bulan pertama total saya mosting 29 tulisan! Plus ganti theme tiap dua hari sekali, dan ngutak atik sidebarnya yang benar-benar mudah dan tinggal seret-seret.
Tulisan saya memang masih sederhana saat itu, (pun sampai sekarang pun masih seadanya kok) tapi senangnya, selalu ada yang meresponnya. Ini tentunya menyenangkan, karena sebagai blogger baru, rasanya seperti telah diterima dalam suatu komunitas. Bahkan saya dibikinkan logo untuk avatar saya oleh seorang blogger Cilincing.

Februari 2007 – Belajar Efektif dan Efisien
Saat ini saya mulai mengenal RSS Reader, dan ngeblog bisa semakin efektif saya lakukan. Blog-blog favorit beserta komennya bisa saya sedot langsung ke flash disk, dan bisa dibuka kembali di komputer rumah. Makin banyak topik menarik yang dibahas kawan-kawan sesama blogger.
Oh iya, di bulan yang sama salah seorang ADIK tingkat saya semasa kuliah mulai mengikuti jejak saya. Dia orang yang saya ketahui punya banyak ide di kepalanya, yang sayang kalau tidak disalurkan, dan punya kemampuan menyampaikan pendapat secara jauh lebih ekspresif dan eksplosif ketimbang saya, hehe.

Maret 2007 – Belajar Berpendapat, Belajar Menerima Pendapat
Sebulan kemudian, setelah secara sporadis kami pengaruhi, akhirnya Mansup, salah seorang blogger sok seleb memutuskan pindah juga dari blogspot repot ke wordpress. That’s it, 3 homok blogger Kalsel bersatu di WP.com. Berbeda dengan Farid yang eksplosif, Mansup ini punya tipikal tulisan yang impresif dan inspiratif, walau kerap amat sangat nggak mutu. *ditimpuk*. Sempat mati, namun hidup kembali setelah mendapat pencerahan saat melakukan perjalanan spiritual ke Jogja. Sekarang ia memutuskan mengeset blog-nya ke private dengan alasan yang juga private.
Oh iya, saat itu saya mulai suka membuat resume link terkait insiden di blogosphere, dan satu tulisan itu menjadi turning point dalam perjalanan ngeblog saya. Peristiwa itu memberi banyak feedback buat saya agar menjadi blogger yang jauh lebih baik lagi dalam bersikap.

April 2007 – April Bloody April
April bisa jadi bulan terberat di blogosphere, setelah kasus penganjingan mereda, muncul kasus tewasnya praja di kampus IPDN, yang memicu aksi “mainstream” menuntut dibubarkannya IPDN. Di tengah pro dan kontra pembubaran itu, saya belajar memahami ungkapan “sepakat untuk tidak sepakat”, di mana ketika masing-masing punya pendapat, tidaklah bijak untuk kemudian saling serang dengan yang pendapatnya berseberangan. Semuanya masih bisa disampaikan dengan santun, walau di tengah provokasi oknum yang tidak bertanggung jawab (dan kebanyakan anonim, tanpa URL).
Belum reda IPDN, kasus Ngadutrafik muncul, terus terang saya sangat tidak respek dengan kasus ini, gak mutu kalau boleh dibilang. Tapi sudahlah, yang penting satu pelajaran bisa kembali saya petik; berani berbuat, berani terima resikonya.

Juni 2007 – Wadehel “mati”, Omaigat Lahir
Satu keputusan yang menurut saya justru sangat tepat. Di tengah semakin banyaknya yang tidak memahami postingan-postingan bergaya bahasa satire dan ironi yang ditulisnya, di tengah makin banyaknya komen sampah dan pembaca sekip-sekip dan sekadar numpang pertamax, akhirnya posting di blog ini dihentikan. Orang Indonesia mungkin memang harus lebih banyak belajar memahami dan memaknai tulisan orang lain… kita memang terlalu gampang untuk berkomentar…
Sebagai tindak lanjut dari kematiannya, beberapa kawan blogger berinisiatif meneruskan semangat wadehel dalam menyampaikan kritik sosial. Proyek keroyokan ini dinamai Omaigat, yang kini ditangani oleh Sora, dengan kontribusi beberapa blogger.

Oktober 2007 – Pindahan
Setelah melalui pemikiran yang tidak matang, akhirnya saya pindah dari blog lama ke sini. Di sini URL-nya lebih mudah diakses dan semoga saya bisa dapat spirit untuk menulis lebih baik lagi. Masih dalam tahap belajar tentunya.

Sekarang – Desember 2007
Sempat dikagetkan dengan disuspend-nya account saya, saya jadi belajar untuk tidak menggandakan konten blog seenaknya. Adalah lebih bijak seandainya saya langsung menghapus semua posting di blog lama, dan meninggalkan satu halaman pengumuman saja di depan pintu.
Dan di sinilah saya sekarang. Di penghujung 2007 dengan postingan yang menggenapi setahun ngeblog di WordPress. Banyak yang telah saya pelajari, dan semoga akan makin banyak yang bisa saya peroleh ke depan…

Mari sama-sama belajar, saling bantu, dan saling memberi manfaat.

31 thoughts on “Setahun Di WordPress”

  1. walah detil sekali perjalanannya… nggak kebayakan kalo nanti saya harus bikin kek gini…

    *baru berapa minggu udah piundah rumah berkali-kali, dasar gwnya songong sih 😛 *

    Reply
  2. @ Celo =3
    Ke ke ke… mangkanya jangan keseringan hapus-hapus blog.

    @ cK
    Tidak ada kuweh.

    @ Luthfi
    Gak ada kuweh.

    @ Rozenesia
    Wah, positif ya? 😳

    @ Hoek Soegirang
    Makan bareng siapa pengennya?

    @ n0vri
    Makasih Mas, amin.. amin…

    @ Manusiasuper
    Iya, aku nggak tau gimana jadinya hidupku tanpa dirimu, say… Muah! 😳

    *MUNTAH DARAH*

    @ Abee
    Waduh, jangan belajar sama saya.. saya ini katanya berbahaya…

    @ Biho
    Makasih Kang 😉

    @ Danalingga
    Makasih banget 😀

    @ Pyrrho
    Weits! Bang Pyrrho ngomongin bayi!!! Ada apa ini??
    *Nyebar tim gosip*

    @ Aswaja
    Makasih…

    @ Antogirang™
    Siapa yang seleb?? Sampeyan kali ah… saya Kan Jablay Blog™

    @ Erander
    Weh, blog kita seumuran, tapi mutu kok ya jauh beda ya Bang…
    Bang Eby udah ke mana-mana nulisnya, saya masih nulis hal-hal gak penting aja…

    Reply
  3. @ Cewekbawel
    Ha, iya, itu blog kamu yang kelupaan passwordnya dulu!

    @ aRuL
    Gracias 🙂

    @ M Shodiq Mustika
    Makasih Pak…
    akan lebih semangat lagi kalo dikirimi buku gratis

    @ Caplang™
    Kuenya cari di warung sebelah…

    @ Rozenesia
    *Kedip kedip*

    @ Anang
    Tentunya 😀

    Reply
  4. bisa mereview setahun itu pekerjaan tidak mudah bagi saya… selamat beristrikomah yaa dengan blog amednya… saya mengenal sampean sudah lama, sejak ketularan virus ngeblog langsung amd itu saya sebut sebagai processor blogger Indonesia… namun saya jarang berkunjung karena salah satunya alasan limited edition .. setidaknya banyak sekali saya mengambil pelajaran dari blog sampean di sini..

    selamat ulang tahu
    selamat berlibur

    Reply
  5. @ Caplang™
    Sarapan Dorayaki mau?

    @ Kurtubi
    Makasih Pak. Saya sendiri sebenarnya cuma blogger amatiran, yang ngeblog sekadar having fun. Isinya pun gado-gado ndak se-mutu blog-blog lainnya. Kalau bisa memberi manfaat, walaupun sedikit, sungguh saya sudah senang banget.

    @ eMina
    Amin, amin..
    *berasa senior, berarti boleh mukulin praja dong ya?*

    @ Alief
    Okay okay.. Ditunggu sambungan kaleidoskopnya Cak…

    Reply

Leave a Comment