Apakah Berkulit Hitam Itu Jelek?

Banjarmasin, 8 Januari 2008

Saya bukan pemirsa rutin Oprah Show, tapi kalau ada waktu kadang saya sempatkan nonton. Nah, hari Minggu akhir tahun lalu (30/12/07), saya menonton salah satu episodenya yang membahas tentang bagaimana orang memandang warna kulitnya (atau rasnya) sendiri sebagai “jelek dan memalukan”.

Bagian yang paling bikin miris adalah percobaan saat beberapa anak TK berkulit hitam disodori dua boneka, satu berkulit putih dan satu hitam, dan ditanyai boneka mana yang lebih bagus. Kebanyakan dari mereka memilih boneka yang putih dan menganggap boneka yang hitam “jelek”. Tapi ketika ditanyai boneka mana yang lebih mirip mereka, dengan ekspresi segan dan kecewa, mereka menunjuk boneka yang hitam.

Anak-anak adalah cerminan paling jujur dari persepsi kita. Dan ketika menyentuh hal sensitif semacam self-esteem ini, ada sesuatu yang saya pikir berjalan terlalu jauh di rel yang salah.

Bahwa percobaan ini telah diujikan pertama kali lebih dari 50 tahun lalu (dan sampai sekarang tidak ada perubahan hasil yang signifikan), mengindikasikan kalau persepsi masyarakat ternyata tidak berubah; persepsi yang menilai manusia dari tampilan fisiknya.
Bahwa kulit putih adalah penguasa, tuan, nyonya, lebih cantik, lebih cerdas, dan lebih istimewa.
Bahwa kulit hitam adalah budak, sesuruhan, biadab, jelek, bodoh, dan rendahan.
Masalah rasial yang (mungkin) paling pelik sejak era perang saudara.
Masalah yang nampak jelas, setidaknya buat saya dalam Mississippi Burning, Gangs of New York, Crash, atau bahkan Candyman
Dan ini bukan hanya terjadi di Amerika, di mana warga kulit hitam adalah pendatang, kelas dua. Di Afrika sendiri sekalipun, anak-anak TK masih menenteng boneka Barbie kulit putih, dan menolak ketika diberi boneka berkulit gelap, dengan alasan sama; jelek dan tidak terbiasa.
Apa yang salah dengan kulit berwarna? Apakah seorang berkulit hitam baru dianggap cantik begitu punya big b**bs dan big *ss?
Ohoho, sebentar, masalah tidak hanya dialami ras kulit hitam, ternyata…
Masalah juga dialami ras kuning, ras merah, ras sawo matang, dan ras-ras lainnya di berbagai belahan dunia…
SuChin Pak, seorang Host MTV keturunan Korea, mengakui, kalau di lingkaran keturunan Asia-nya, banyak yang melakukan apa saja untuk membuat kelopak kecil, disebut creases, selebar sekitar dua milimeter di mata sipit mereka. Yang tidak memiliki kelopak seperti itu menurut anggapan mereka tidak memenuhi standar kecantikan yang disyaratkan di dalam komunitas mereka.

Whew…
Aneh juga, karena anak-anak dan remaja, bahkan mungkin orang dewasa sekalipun, seolah tidak menyukuri apa yang telah mereka terima dari sononya. Kulit hitam selalu ingin kelihatan lebih putih, kulit putih berusaha berjemur agar dapat warna kecoklatan, kulit itu ingin ini, kulit ini ingin itu… Yang tidak bermasalah dengan kulit kecewa dengan rambut mereka, yang lainnya dengan mulut mereka, dengan hidung, dengan telinga atau mungkin bahkan dengan jempol kaki mereka sendiri.
Tidak, saya tidak berbicara gender, Najee yang laki-laki pun juga merasakannya.
Yang saya bicarakan adalah persepsi, yang tertanam bahkan sejak bayi belum lahir, yang ditanamkan oleh orang tua, menjadi false belief oleh mayoritas orang di dunia, dan kemudian secara turun temurun didoktrinasikan. Bahwa beauty has its own standards, dan yang tidak memenuhi standar silakan minggir, dan berusahalah lebih keras agar diterima oleh society!!!

Siapakah yang salah? Media-kah? Yang dengan seenaknya menentukan standar kecantikan, bahwa yang cantik itu harus putih, berambut panjang lurus, tinggi ramping, mata besar, hidung mancung dan bibir tipis? Harus seperti Dian Sastro, Zaskia Mecca, Marsha Timothy atau Sandra Dewi?
Komersialisme-kah? Yang mengharuskan orang menggunakan krim pemutih dalam tujuh hari? Yang mensyaratkan kalau mau cantik harus pakai sampo yang bisa menghilangkan cabang rambut dan ketombe dalam dua minggu? Yang jika menggunakan sabun dan parfum akan dikejar-kejar fans seantero bumi?
Bisnis-kah? Yang memungkinkan sifat dasar manusia ini menghasilkan produk-produk toiletries, make-up, sampai plastic surgery beromset milyaran dolar?
Atau dunia patriarkis-kah? Yang menghasilkan “boneka-boneka” sebagai pemuas syahwat lelaki?
Well, saya kurang tahu… Post ini sendiri mungkin tidak punya jawaban, tidak punya solusi, hanya sebuah rant yang mengamuk di dalam kepala saya, minta diutarakan.

I am beautiful… no matter what they say…

Sounds inspiring? Maybe…
Tapi dengan yang menyanyikan seorang berambut pirang, berkulit putih kecoklatan terbakar matahari, berpinggul dan dada besar, maka yang terdengar hanya “I am beautiful”, sementara “no matter what they say”-nya tak terakomodir… Words do bring them down!

Terinspirasi pula dari salah satu tulisan paling brilian sepanjang sejarah blogwalking saya, tulisan Mbak Jejakpena.

46 thoughts on “Apakah Berkulit Hitam Itu Jelek?”

  1. baru dikejutkan dengan perkataannya Helmut Nyborg dan James Watson tentang orang kulit putih yang lebih cerdas dari kulit hitam, sekarang kecantikan dihubungkan dengan warna kulit…. 🙂

    image, semua karena image. dan saya mungkin juga adalah korban image yang ditampilkan oleh media, iklan, dll. selalu saja kecantikan dihubungkan dengan warna kulit. tapi sebenarnya, sindrom inferioritas kulit berwarna tentang image kecantikan itu justru menimpa kaum kulit berwarna, dan setahu saya jarang dari kulit putih.

    kita (yang berkulit gelap) cenderung ingin berkulit putih karena persepsi bahwa yang putih yang cantik, sementara orang kulti putih banyak juga yang ingin kulit berwarna. tetapi perbedaan itu
    diikuti dengan image yang timbul dari produk-produk kecantikan dll bahwa kecantikan itu identik dengan kulit putih.

    contoh Sandra Dewi itu nggak ada hubungannya dengan kulit lho mas. itu karena memang saya suka wajahnya, dan bukan karena kulitnya… 🙂

    Reply
  2. setuju sama bang fertob eh Pyrrho, kita semua sebenernya digiring oleh persepsi media bahwa yang putih itu lebih menarik sampe ada produk yang bikin iklan tentang bagaimana untuk mendapatkan cowoknya kembali sang cewek harus memutihkan diri dalam tujuh hari.

    Reply
  3. when you watch television, what you get is what you got…

    Cih, saya juga benci terhadap media yang selalu meng”hebat”kan orang-orang kulit putih.

    Si putih cantik lah, bla-bla-bla…

    kalau saya pribadi, saya lebih suka yang kulit kecoklat2an, manis.

    Reply
  4. ah, soal ‘putih itu cantik’ kan cuma akal2an media dan produsen obat2 pemutih kulit. sama kek ‘langsing itu cantik, gak langsing itu jelek’. media yg membentuk persepsi massa soal ini, kan?

    biarin aja lah. aku sih lebih suka kulitku yg indonesia banget, coklat sehat. kata suamiku, kulitku bagus.

    can’t help being exotic 😀

    Reply
  5. dasar produsen, they would do anything asal produknya laku..bahkan jika itu hrs mengorbankan perasaan jutaan penduduk bumi.

    ditinggal cowok krn ga putih?? pesan macam apa ituu..??

    Reply
  6. menurut saya hitam itu nggak masalah. tapi nggak tau kenapa soal beginian masih nggak ada ujungnya. entah apa yang bisa mengubah pemikiran bahwa hitam itu nggak masalah. rasanya sia-sia juga kalau kampanye soal kulit, karena sekarang saja pada mau bertukar kulit. yang putih ingin coklat, yang coklat ingin putih. duh! dunia sudah jungkir balik.

    yang pasti saya juga tidak bisa menemukan solusi soal hal begini.. 😐

    gomen… 🙁

    Reply
  7. @ Si Tampan
    Mas Joe, tidak semua orang memiliki arogansi kepercayaan diri sebesar antum :mrgreen:

    @ Pyrrho
    Ho ho ho, jadi ingat Nazisme itu, yang konon kabarnya menganggap Ras Arya merupakan ras paling unggul di muka bumi…
    Sindrom itu juga dibahas di acara itu, bahwa bagaimana si ibu-lah yang justru menurunkan inferioritas tersebut kepada anaknya, kemudian diikuti anggota keluarga dan kawan-kawan (sesama kulit berwarna) di sekolah.
    Dan image itu, media itu, siapa yang sebetulnya punya hak menentukannya?
    Ah, terkait Sandra Dewi itu sebenarnya lebih karena saya tertarik pada bagian Arundhati Roy-nya…

    @ Caplang[dot]net
    Dan jadilah kita manusia-manusia pemuja casing…

    @ Itikkecil
    Ohoho… iklan itu fenomenal sekali rupanya…

    @ Atmo4th
    Aih, seleramu tidak sesuai dengan selera pasar, anak muda… Sadarlah!! Sadarlah!!

    @ Venus
    Yup, justru kulit putih Eropah itu katanya lebih rentan dengan masalah dermatologis kan?

    @ Nana
    *Gonjreng-gonjreng 😀 *

    @ Lei
    Pesan kapitalis :mrgreen:

    @ Chika
    Hehehe, rupanya dalam masalah ini, hukum ekonomi pasar yang berbicara… Persepsi idealis dan realistis-pun mau tak mau harus di”kalah”kan…

    Reply
  8. kecantikan itu tentu saja relatif..:)
    tidak ada alat ukur pastinya, karena tergantung selera yg melihat..

    dulu, cewek yg cakep itu adalah yg sekel dan montok..liat aja lukisan di jaman renaissance…

    soal kulit ya tergantung ras juga, kalo buat org papua, cewek cakep ya yg item…:)

    Reply
  9. hanya orang yang tidak bisa bersyukur dengan pemberian Allah yang menganggap hitam itu jelek, hitam itu golongan rendah……….
    selama kita bisa menghargai diri kita maka mo hitam atau putih semua kembali ke hati…….percuma kulitnya putih tapi hatinya hitam………

    Reply
  10. ahh nggak juga… I do believe… Nicole Ritchie di video klip bokapnya yang I called it love bener-bener hot kok…. ya tpi aku juga mengakui… hnya sedikit dari mereka yang berwarna yang benar-benar beruntung bisa diterima oleh mereka yng mereka nggak buta warna…

    You’re beautiful it’s true…



    but it’s time to fce the truth…
    I will never be with you….

    beauty means nothing in special occasions

    Reply
  11. (“,) lei
    wahahahaha…tapi gw pake produk itu…
    in fact, gw langsung beli 2, karena lagi diskon di hypermart BIP
    hihihihi

    btw, saya setuju sama daengrusle, cantik itu relatif..
    tapi, jelek itu mutlak… hehehe

    apa sich sez, komennya ga membangun…
    yang pasti, memang yang putih lebih gampang dapet cowo.. ntah siapa yang korban iklan… 🙁

    Reply
  12. Ahem, jadi malu nih saya… :mrgreen:

    Ngomong-ngomong, sebenarnya Kecantikan kulit putih dan kecantikan kulit hitam itu punya nilai sendiri-sendiri tapi kenapa kemudian yang jadinya terlihat cantik itu cuma mereka yang ‘berwarna’ putih, kayak yang banyak komen di atas, pengaruh persepsi yang dibentuk sama media. Dan seperti yang kita tahu, ‘penguasa’ lalu lintas informasi dan media adalah bangsa kulit putih, maka standar cantiknya pun berkiblat ke ras kaukasoid itu, yang putih, tinggi, langsing… dan yang rada coklat atau hitam jadi terpinggirkan karena luput dari ‘promosi’ ? ^^

    Mungkin kalau kita mau, kita bisa menciptakan pesaing buat penguasa media itu, kita tonjolkan aja cantik versi yang lain? :mrgreen:
    *Ngaco*

    Reply
  13. @ Funkshit
    Ho ho ho…

    @ Daengrusle
    Iya tuh, Imogen Bailey dan Leonardo diCaprio malah dianggap jelek banget sama suku Indian di pedalaman Brazil…

    @ Rommy
    Idealnya sih begitu mas, tapi pasar dan media mungkin tidak punya hati…

    @ Celo =3

    beauty means nothing in special occasions

    But special occasions do not occur all the time :mrgreen:

    @ Sezsy
    Ahaha… saya baca post-nya sambil garuk-garuk kepala.. segitunya yah, persepsi yang turun temurun…

    @ Roffi
    Wohoho… Kalo Kang Roffi sendiri pernah ditaksir bule ndak pas di Belgia?
    *kabur*

    @ Nyonya Farid
    Tanggapannya disamakan dengan komen buat Joe :mrgreen:

    @ Jejakpena
    Hehehe… Iya, ini post sudah lama ngendon di kepala, pas habis baca post Mbak JePe, nah begitu habis nonton Oprah, jadi dapat tambahan materi buat ditulis.

    Lah trus apa kita musti bikin semacam krim penggelap kulit gitu?

    Reply
  14. *terhenti membaca di bagian tengah*

    Semua film itu sudah bablas ditonton. 😛

    Komen pribadi yang OOT: Yang buat rada-rada risih dan aneh sih kulit sayah nyang belang. muka dan lengan kebakar matahari, dalemnya ndak, kontras dan lucu. 😆

    Tapi kalo ada yang anggap itu sexy woh silahken. 😎

    Reply
  15. Bicara ttg rasis warna kulit, sebenernya hanya orang dewasa…eh..orang yg beranjak tua aja yg mempermasalahkan. Anak2 kecil hanya kena pengaruh dari kakak2 dan orangtuanya. Sejak awal, mereka sbenernya ndak mempermasalahkan.

    Reply
  16. cantik itu sesuai daerahnya…loh…
    karena bayangan cantik itu seperti keseharian kita.
    kalo orang bule kita bilang cantik mungkin gara2 sering tampil di Tipi aja.

    Reply
  17. Menurut gw cowo berkulit gelap itu mala sexy. Kalo kulitnya warna pucat justru terlihat seperti kurang “cowok” hehehe…

    Itu pendapat gw pribadi loh.. Orang boleh kan punya selera 😉

    Reply
  18. tulisan yang bagus!!!
    meskipun yang diangkat adalah masalah klasik… tapi mengingatkan kita semua untuk lebih obyektif dalam memandang dan menghargai orang lain.

    semua wanita menurut saya cantik, ada sesuatu di diri mereka yang membuat mereka terlihat cantik… dan apakah penyebabnya?
    entahlah… mungkin karena memang fisik orangnya cantik, mungkin karena pribadinya cantik, mungkin karena otaknya cemerlang, mungkin karena kepolosannya… entahlah….

    we are beautifull with our own style, given by God 🙂
    Alloh SWT 🙂

    Reply
  19. Kalo saya bilang, semua wanita adalah cantik dan tiap wanita mempunyai kecantikannya tersendiri, mungkin memang terdengar sangat naif.
    Tapi itulah anggapan saya terhadap wanita. Mereka mengagumkan. Mereka sering kali terlihat “jelek” atau “tidak sesuai standar wanita cantik pada umumnya”, tapi setelah dikenal lebih jauh ternyata mereka totally more than meet the eyes.
    Film komedi romantis Shallow Hal mungkin bisa dijadikan bahan renungan.

    Reply
  20. penelitian yang dilakukan 50 tahun yang lalu itu ndak membawa perubahan signifikan, padahal pembelajaran bahwa kita adalah sama tanpa melihat casing sudah diajarkan beratus tahun sebelumnya

    Reply
  21. Kebanyakan yang kayak gini adalah masalah kepercayaan diri. Ketika seseorang merasa kurang pede dengan warna kulitnya atau bagian mana pun dari bagian tubuhnya, maka timbullah pendapat-pendapat yang terkadang membuat seseorang ingin ganti casing.

    Jadi sebenarnya nggak apa juga sih membuat diri menjadi sedikit lebih baik asal masih dalam batasan yang wajar.

    Reply
  22. Ah… Halle Berry dan Nova Eliza tidak kalah cantik dari Julia Roberts atau Zaskia. Bahkan, Michael Jackson justru menjadi manusia tidak sempurna ketika berganti kulit menjadi putih.

    Reply
  23. wajah saya terlalu bundar, tapi itu keunikan saya, walau banyak yg bilang ga bagus…

    thanks atas tulisannya .. menyadarkan saya agar selalu bersyukur dengan keadaan apa adanya.

    Reply
  24. @ Rozenesia
    Hehe… Relevan semua kan filmnya?

    Zebra ya?? Saya sih gitu juga sebenarnya… Tapi sayangnya ndak ada yg bilang sexy tuh.. bersyukurlah…

    @ Manusiasuper
    Mau dipasarkan ke mana?

    @ Sitijenang
    Yap, itu dia namanya…

    @ Guntar
    Susahnya, orang dewasa, secara langsung ataupun tidak telah membangun mindset anaknya juga seperti itu…

    @ aRuL
    Naa.. jadi yang salah tipi kan?
    Makanya ancurin aja tipi di rumah kita?
    Gyaaaa!!!

    @ Edoku
    Salam kenal juga 😉

    @ Bangbadi
    Ohoho… kembali ke orientasi seks rupanya…

    @ Emyou
    Yup, coba aja bandingin Eidur Gudjhonsen sama Alessandro Del Piero….

    @ Wishbeukhti
    Tentu, tidak ada yang salah dalam penciptaan yang dibuat Tuhan, tinggal manusianya aja, sudah siap bersyukur apa belum kan?

    @ Bang Poltak
    Saat kita bilang semua orang adalah istimewa, secara tersirat kita mau bilang, tidak ada orang yang istimewa kan?

    Film yang bagus, banyak hikmah yang bisa dipetik dari sana…

    @ Tony
    Dan kenapa kok belum berhasil juga ya?? Apa metode pengajarannya yang keliru?

    @ Hasan Seru
    Ah, excuse… :mrgreen: Pendapat anda tidak sesuai pandangan media mainstream, maaf, silakan minggir…

    @ Mardies
    Idih, masnya kege-eran 😆

    @ StreetPunk
    Atau apakah masalah penjajahan juga termasuk faktor berpengaruh?

    @ Ersis W. Abbas
    Kayak judul senentron??

    @ Wong Fei Hung (CIAAAAT!!!)
    Hoho? Duwit?
    Dengan duwit kita bisa beli kecantikan… gitu ya maksudnya?

    @ Kombor
    Ah Berry dan Eliza kan tidak se-hitam itu…
    Sedangkan Jacko… well itu masalah psikologis…

    @ Ratna
    Ho ho ho, semoga lebih banyak lagi yang bisa se-Pede Mbak.

    @ Mamabhian
    Sama-sama, mari selalu bersyukur.

    Reply
  25. ehm…ehm….bahkan gara2 demam si putih ini pun, komoditas sembako kena getahnya

    misal, beras yg putih lbh disukai konsumen drpd yg ‘lethek’ bin ‘buthek’
    akibatnya, beras dg pemutih pun menyebar. pdhal ktnya beras yg agak keruh tu, konon gizinya lbh baik krn gizinya yg ‘copot’ ga kebanyakan

    trus, gula pasir juga.
    padahal, gula pasir yg ‘buthek’ itu lbh manis lho, drpd yg puih bersih.

    apalagi ya, fenomena si pek tay yg ga nyasar ke cewe aja….
    *lupa saya*

    yah, sampe2 Yesus pun digambarkan berkulit putih….

    Reply
  26. sori kalo dianggap sara. Nabi Muhammad menggebrak peradaban saat mengangkat Bilal (budak berkulit hitam) ke posisi yang semestinya. apakah spirit ini diikuti oleh umatnya??

    Reply
  27. Banyak juga kok orang kulitnya hitam tapi manis, apalagi kalo penampilannya oke,fashion dan aksesorisnya cocok. Minggu kemarin temenku kulitnya coklat tua, orang ambon, dateng ke acara meried kakakku pake aksesoris mutiara asli cantik banget, dia bilang murah kok cuma Rp 45.000, belinya online di http://www.grosirmutiaracantik.com, makanya biarpun hitam kalo pintar nyocokin penampilan cantik juga kok…..

    Reply
  28. cantik tdk trgantung warna kulit..mau hitam kek klo asalnya cantik.ya tetap cantik+plus eksotis… Sbaliknya klo asalnya jelek.biar diputihin/hitamin .tetap saja jelek… myoritas org indo yg brkulit putih mmang biasannya trlihat lbih cantik…itu biasanya krena darah asianya yg mndominasi.. klo hitam brrarti darah moyangnya yg negro yg mndominasi.. indonesia kn campuran… coba prhatikan wajah org putih dan hitam .memang ada perbedan di mulut,hidung.dan matanya.. membuktikan kecantikan itu tdk brasal dri warna kulit..

    Reply

Leave a Reply to bangbadi Cancel reply