Up – Belajar Banyak Dari Kesederhanaan

Ketika pertama kali tahu soal Up, saya cuma melirik sekilas dan mikir “oh, Pixar. Pasti gambarnya bagus. Nggak tau ceritanya… Ntar-ntar aja ah nontonnya…” Saya memang belum tertarik meskipun kabarnya film ini masuk ranking tiga (!) film animasi terbaik sepanjang masa.

Adalah Nadira yang membuat saya akhirnya menonton film ini berkali-kali. Ia terus-terusan merengek minta putarkan ulang, setiap hari, bahkan dua-tiga kali sehari! Up sudah seperti SpongeBob atau Dora yang jadwal rerun-nya gila-gilaan.

Dan di film ini ternyata ada kisah yang sangat istimewa. Ia menawarkan sesuatu yang amat mendalam melebihi gambarnya yang komikal. Film ini sarat pelajaran, tanpa menggurui. Film ini sarat pesan moral, tanpa menghakimi.

Kekuatan utama dari Up, menurut saya adalah kesederhanaannya. Tokoh utamanya cuma seorang kakek tua pemarah dan anak gendut yang kelewat berminat pada kepanduan… Sangat jauh jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh keren dan luar biasa hebat, di game-game JRPG misalnya…

Ceritanya pun, meski rada absurd dan tak masuk akal, tetap tergolong sederhana, khas khayalan anak kecil; tentang rumah yang bisa diterbangkan balon, tentang kakek tua yang berusaha mewujudkan impian masa kecil, tentang anak yang kesepian tanpa kehadiran ayah, tentang kesetiaan seekor anjing, tentang cinta kasih seekor burung Dodo betina kepada anak-anaknya… Kisah yang sebenarnya begitu dekat, begitu menyentuh karena bisa terjadi juga di kehidupan kita sehari-hari.

Dan sepertinya inilah yang coba ditawarkan Pixar kali ini. Mereka mengambil konsep yang sangat sederhana, mengembangkannya sedemikian rupa, dan tetap saja, menghasilkan mahakarya. Ketika kita mungkin sudah jenuh dengan film-film sarat kekerasan, setan, ambisi, ledakan, dan hasrat mengubah dunia, film eskapis seperti Up seolah menjadi oase di padang pasir. Ya, banyak sekali pelajaran yang bisa saya simak, sembari tersenyum kecut melihat dagelan nan mentah di film ini.

The wilderness must be explored! Caw, caw! Raar!
(Russell – my favorite line)

9 thoughts on “Up – Belajar Banyak Dari Kesederhanaan”

  1. yup2,,mang ga rugi bgt nonton UP…
    kemarin pas nontonnya sempet terharu jg…pas dy ditinggal istrinya, dan ga ada syp2 lg yg jd tmnnya… 🙁

    hehe..tp untungnyaa akhirnya happy ending jg 😀

    Reply
  2. di awal cerita sudah bikin mewek, apalagi musiknya mendukung, lalu tertawa, nangis, tertawa lagi.

    padahal saya membaca reviewnya di majalah tidak terlalu heboh, dianggap salah satu karya “biasa” dari pixar.

    Reply
  3. @ Qie
    Yup, di film ini saya akhirnya bisa menemukan karakter idealisme Pixar yang sesungguhnya.

    @ Hera
    Lebih istimewa lagi, karena semua yang mewek-mewek di awal itu diceritakan tanpa sepatah kata, dan tanpa setetes air mata pun.

    @ Aap
    Silakan dicari di rental terdekat, hohoho…

    @ Nia
    Salam balik juga Tante Nia…

    @ Takodok!
    Yup, mungkin layak dianggap sebagai “The most underrated movie of 2009” nih. *Lirik mereka-mereka yang begitu mengagungkan James Cameron’s Avatar*

    Reply

Leave a Comment