Malam Lebaran

Bulan di atas kuburan
(Sitor Situmorang)

Teringat kembali Pak Guru Bahasa kala SMA
Panjang lebar bercerita tentang sebaris klausa
Memaknai misteri kata, penyair, bulan dan lebaran
Mengambil hikmah dari segempil pengalaman
Malam lebaran setiap tahunnya seakan terus bermakna
Tak peduli semenjemukan apapun ia
Di tengah gegap gempita jalan raya
Ataupun tafakur seorang hamba di sudut musala
Malam Lebaran
Anak-anak tertawa-tawa di atas pikap berhias
Berkeliling ditingkahi bunyi bedug dan house music
Pedagang petasan sibuk menghitung laba
Buah hedonisme, kebahagiaan semu, dan pembakaran uang massal
ABG dengan motor matic kriditan bapaknya
Ngebut tanpa helm dengan jumawa
Sementara membonceng di belakangnya, katanya kekasihnya
Semlohai tubuhnya, membangkitkan nafsu lelaki buas-hidung-belang-patriarkis
Sementara di dalam mobil mewah
Dengan sirene dan strobo, ilegal pastinya
Anak pak bos lewat dengan angkuhnya
Di balik jeruji, para narapidana turut bergembira
Memukul-mukulkan botol air mineral sambil bertakbir
Sementara yang sudah mantan napi, tentu lebih bergembira
Badan tak lagi terkungkung, bebas ke mana saja
Karena sudah dapat remisi, grasi, atau surat sakti besannya
Pasar malam penuh pengunjung
Yang mungkin ingin ke puncak dunia dengan naik bianglala
Pasar murah dijejali manusia
Yang ingin menghabiskan THR dalam semalam
Demi hari esok yang gemerlapan
Abang bakso masih meraih rezeki
Dari para anak muda gawul nongkrong di depan gang
Anakku tidur miring memeluk guling
Keringatan, tentunya
Istriku juga tidur, tiarap di depan netbook-nya
Ditonton Live Action Show; Chibi Maruko-Chan
Sementara di luar, takbir terus bertalu
Teringat tahun lalu, ketika tembangan mbah di surau kecil
Di sebuah dusun di pinggiran Tulungagung
Menggetarkan nuansa mistis di telingaku
Tembangan itu, dan takbir ini
Sebenarnya serupa walau tak sama
Pujian untuk Sang Pencipta
Mencoba meraih makna
Makna
Makna Malam Lebaran
Yang masih ingin kuselami selalu
Di sisa hidupku…

6 Comments

  1. @ Asop & Warm
    Met lebaran juga…

    @ Ghani
    Anu, mbahnya istri yang orang Tulungagung, kalo saya mah aslinya Kalimantan, jadi bukan seleblog :mrgreen:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *