Masalah utama bagi kolektor LEGO pemula macam saya adalah harga. Di tengah keterbatasan budget dan banyaknya cicilan, agak susah menyisihkan dana untuk beli set LEGO terbaru di toko. Itulah kenapa baru sedikit set yang terkumpul.
Memang, kalau dibandingkan dengan merk mainan sejenis, LEGO relatif jauh lebih mahal. Set merk Mega Bloks, misalnya, bisa didapat sekitar separuh harga. Kalau mau lebih hemat lagi, ada beragam merk dari China yang bahkan bisa sampai 1/4 hingga 1/6 harga LEGO.
Tak kurang, sebagian set abal-abal ini bahkan dirancang mirip sekali kalau tidak sama persis dengan set aseli. Di kalangan kolektor, set macam ini disebut “bootleg“. Yang paling banyak dijual adalah minifigures, terutama yang aselinya langka dan berlisensi.
Awal mengenal LEGO, saya sempat tergoda mengoleksi produk bootleg ini saja. Kebetulan, istri saya punya murid les privat yang suka sembarang ngasih mainan. Si murid ini lalu memberikan pesawat microfighter dari tema Star Wars, mobil perang Chima, hingga kapal, Finn dan Prof. Z dari tema Cars. Bootleg semua, tentunya. Saya sendiri juga sempat beli dua mobil polisi dan beberapa minifig superhero.
Masalah dengan merk-merk tiruan ini adalah kompatibilitas. Elemen antar set yang dibuat pabrik yang berbeda jadi sangat sulit disatukan. Antara terlalu longgar sehingga gampang rontok, terlalu rapat sehingga sulit sekali dilepas, atau yang paling parah, sama sekali nggak nyambung. Bahan plastik yang murahan juga sangat kentara, sehingga gampang buram dan penyok.
Di sinilah keunggulan LEGO: kualitasnya terjaga. Bahan yang digunakan terjamin sehingga awet, sementara elemen antar set sudah pasti nyambung karena pabrikannya sama dan LEGO berpegang teguh pada sistem.
Di satu kesempatan, saya menonton video dokumenter para AFOL. Dari video itu saya belajar kalau membeli LEGO adalah investasi, dan manajemen keuangan adalah hal penting untuk dilakukan.
Untuk “mengakali” price range tadi, kita harus tahu dulu pola harga set LEGO. Garis besarnya begini:
- Tema berlisensi (Star Wars, Lord of The Rings, atau Harry Potter) umumnya lebih mahal ketimbang tema ‘generik’ buatan LEGO sendiri.
- Set yang baru rilis harganya juga lebih mahal ketimbang yang lama. Ini umum sih, macam hape juga.
- Besar kotak dan jumlah elemen tentunya juga mempengaruhi harga.
- Kotak besar, meskipun harganya mahal, biasanya punya elemen unik yang multiguna.
- Kotak kecil/polybag biasanya relatif murah, namun elemennya sedikit dan lebih banyak menyertakan aksesoris.
- Favorit saya adalah stiker “diskon 30%”. Biasanya kalau ada produk baru datang, produk lama yang belum terjual akan dikasih label ini. Harganya lumayan menyelamatkan kantong.
Jadilah, sementara ini, saya cuma mengoleksi tiga tema generik: City, Friends, dan Creator. Kebanyakan juga yang dalam kemasan polybag. Kalaupun ada yang kotakan, biasanya yang sudah kena diskon.
Setidaknya, dari set yang sudah terkumpul, lumayan banyak elemen penting yang terkumpul. Beberapa model kecil buatan sendiri juga bisa dibangun, meski dari segi warna tak terlalu nyambung. Lumayan lah, buat latihan bikin MOC alias My Own Creation, model tidak resmi buatan para fans. Meski tentu tak sehebat karya para maestro di luar sana.