Saya nggak pernah punya produk Apple. Selain kurang familiar berhubung lebih dulu terpapar Android, price range-nya di luar jangkauan. Meski begitu, beberapa teman yang jadi pengguna setia iPhone dan iPad terlihat begitu bangga dan puas dengan produk yang mereka pakai. Yang saya tahu, produk Apple memang berkualitas tinggi, juga awet digunakan. Saya suka banget melihat hasil jepretan kamera iPhone. Bahkan sempat foto profil akun Instagram dan Twitter saya diambil pake iPhone-nya si Oom.
Lain halnya dengan Android. Saat ini saja ada tujuh (!) gadget berbasis OS besutan Google yang ada di rumah, belum kehitung yang hilang atau mati total. Yaa, memang sih, nggak ada yang flagship macam Pixel atau Samsung Galaxy gitu, paling banter ya ponsel level kelas menengah ngehek. Hanya saja sudah cukup jelas lah, preferensi saya kalau soal gawai memang lebih ke Android.
Nah, kebetulan Minggu lalu pas ke Kalsel Book Fair 2018, saya nemu buku berjudul Apple vs Google tulisan Fred Vogelstein dengan harga miring, plus dikasih diskon lagi 20%. Memang sih, ini buku lama, tapi kelihatannya isinya masih lumayan menarik untuk dibaca. Jadilah, buku ini akan menemani saya beberapa hari ke depan.
Saya suka pembahasan mengenai persaingan usaha antar kedua perusahaan, yang kelihatannya menempuh strategi berbeda; Apple dengan kesan eksklusifnya, dan Google yang ingin menanamkan OS-nya di sebanyak-banyaknya perangkat. Dari persaingan dua raksasa ini, akhirnya terjadi revolusi digital, khususnya di sektor perangkat mobile, yang mengubah dunia hanya dalam beberapa tahun.
Buku ini kelihatannya akan menarik untuk saya baca, apalagi terkait kondisi terkini yang terjadi pada Facebook dan Mark Zuckerberg, yang tersangkut masalah Cambridge Analytica. Saya penasaran juga apakah Apple dan Google juga akan terkena imbas dari kasus ini.