My Android Gadgets (2019 Edition)

Hampir tiga tahun sejak terakhir saya bikin ulasan tentang gadget kami sekeluarga. Ada beberapa hape yang berganti karena berbagai hal, dan setelah terkumpul sekian lama, saatnya saya bahas kembali gawai apa saja yang sempat dan masih kami gunakan.
Android masih menguasai, tentu, mengingat saya masih belum mampu berminat pada produk-produk Apple. Perangkat yang di 2016 sempat saya ulas nasibnya beragam. Samsung Ace jatuh di jalan, dan sudah dianggap hilang. P780 diperbaiki layarnya, tapi tetap tak layak pakai lagi. A526 outdated, dan tombolnya sudah pada copot. Redmi Note 3 saya lego di pertengahan 2017. Lenovo A7000+ kena masalah ghost touch yang sangat mengganggu. Yang masih lancar jaya tinggal Vivo Y21, yang hingga kini awet di tangan si Mbak.
Dalam tiga tahun ini, hanya ada beberapa ponsel dan satu tablet yang kami beli. Berikut daftarnya:

1. Xiaomi Redmi Note 4 (Juli 2017)
Begitu mendengar bahwa Redmi Note 4 dirilis resmi di Indonesia, saya langsung nggak sabar untuk ganti gadget. Kebetulan ada rekan di sekolah berminat dan mau menampung Redmi Note 3 yang sudah 1,5 tahun saya pakai.
Speknya saat itu bisa dibilang yang paling gahar yang pernah saya gunakan. Dalemannya didukung SoC SnapDragon 625 dengan baterai 4000 mAh, dapat 3 GB RAM dan 32 GB memori internal. Sangat cukup untuk pemakaian sehari-hari saya yang nggak berat-berat amat: Sosmed, ngetik dikit-dikit, dan main game kayak Summoners War dan Final Fantasy Awakening. Baterainya awet banget sehingga powerbank pun jadi jarang dipakai.
Kekurangan mungkin ada di kameranya, yang menurut saya pribadi malah lebih bagusan Note 3. Selain itu, memori internalnya lama-lama nggak cukup juga menampung banyak foto, video, dan instalan game saya. Sebenarnya bisa sih, pakai SD card, tapi saya nggak bisa mengorbankan satu slot kartu SIM berhubung kedua nomor yang saya gunakan saat itu sama-sama penting.

2. Advan i7 Plus (Maret 2018)
Lama tak pakai tablet, akhirnya kami coba beli tablet murah meriah dari Advan. Speknya lumayan lah, udah dapat 2 GB RAM sama 16 GB. Kalau buat game nggak kuat-kuat amat, ditambah layar sentuhnya rada lelet. Pemakaian utamanya ya buat nonton YouTube via Wi-Fi aja, sih.

3. Asus Zenfone Max Plus (April 2018)
Dua tahun bersama Lenovo A7000 Plus, sepertinya ritme kerja Mami di sosmed mulai nggak mencukupi kalau masih mengandalkan hape dengan RAM cuma 2 GB. Kami pun membeli hape pertama dengan memori lega, 4 GB RAM dan 64 GB memori internal, ditambah lagi dengan 32 GB SD card. Hape ini awalnya lumayan nyaman dipakai sebagai daily driver. Responsif, nggak lelet, dan layarnya juga kekinian dengan rasio 18:9.
Masalah mulai muncul akhir tahun, ketika tiba-tiba muncul peringatan baterai dingin, dan hapenya mati total. Setelah diservis sempat jalan, untuk kemudian bermasalah di layar sentuhnya. Diservis lagi, kok ya bilangnya suruh ganti dalemannya dengan harga yang sama kayak beli hape baru.
Ya sudah, untuk saat ini, sebagus apapun speknya, kami jadi trauma lah beli ponsel merk ASUS.

4. Xiaomi Redmi Note 5 (Desember 2018)
Nah, ini. Tadinya saya masih kepincut banget sama hape gaming ASUS, Zenfone Max Pro M1. Hanya saja, setelah tragedi dengan hape Mami, saya jadi ragu. Akhirnya kembali ke selera asal: Xiaomi. Yang dibeli pun lagi-lagi seri Redmi Note. Untuk Note 4 yang lama, seperti halnya Note 3, sudah ada yang siap menampung.
Ada beberapa alasan kenapa saya betah terjebak dalam ekosistem Xiaomi ini. Pertama, antara spek dan harganya sangat masuk akal. Rentang harganya masih masuk lah di saya, nggak pernah di atas 3 juta.
Kedua, sudah familiar dengan fitur-fitur MIUI, yang cukup intuitif meskipun sekarang dipasangin iklan segala.
Ketiga, masih ada sensor infra merah buat main remote-remote-an, hehe.
Sebenarnya saya cukup terlambat membeli hape ini, berhubung peluncurannya sudah sejak April 2018 lalu. Hanya saja, waktu itu hape ini sempat dibilang “gaib” karena nggak tersedia di pasaran. Ketika saya cek di salah satu gerai, harganya tembus 3,45 juta rupiah! Saya pun mengurungkan niat beli, dan memilih menunggu sampai akhir tahun.
Kebetulan juga, pada November 2018, seri Note 6 Pro diluncurkan, dengan spek yang ternyata hampir sama aja. Bedanya hanya di kualitas kamera depan, plus layar kekinian yang bezel-nya tipis gitu. Hikmahnya, harga Note 5 jadi ikut turun, dan saya rasa inilah saatnya membeli Note 5.
Dan ya, hape ini speknya udah luar biasa lah untuk ukuran pemakaian kasual macam saya. Kalau Note 3 dulu saya juluki Beast, Note 4 Monster, maka Note 5 saya panggil Kraken. Dengan SoC SnapDragon 636 dan Adreno 509, memori lega 4/64, buat gaming performanya sangat bisa diandalkan. Saat ini saya cuma main Arena of Valor, Deck Heroes, dan Grand Chase, nggak yang berat macam PUBG gitu juga. Ketimbang main game, saya malah lebih tertarik pada salah satu keunggulan utama Note 5 dibandingkan seri note sebelumnya: kamera.
Ya, kameranya mungkin yang terbaik yang pernah saya pakai. Sejauh ini saya paling suka foto dari OPPO Yoyo dulu, sedangkan seri Note 3 (apalagi Note 4), kameranya sama sekali nggak istimewa. Mungkin kelihatan juga sih dari frekuensi postingan Instagram saya yang malah lebih sering pakai Nikon D3300. Nah, sejak pakai Note 5, wah itu hobi foto-foto saya jadi sangat tersalurkan.
Tak cuma bagus buat foto, hape ini juga enak buat merekam video. Yang utama, hasil rekamannya stabil, nggak terlalu goyang berkat adanya fitur EIS. Hasil-hasil perekaman video Note 5 ini saya posting secara berkala di channel YouTube saya: Bangamed. Salah satu videonya saya sertakan di bawah. Jangan lupa klik subscribe dan hidupin loncengnya ya, gaes. (Halah :mrgreen: )

5. realme 2 (Februari 2019)
Tak tahan dengan Max Plus, Mami pun harus beli hape baru lagi. Kali ini kami menjajal merk baru, realme, yang dalamnya sebenarnya OPPO juga, hehe. Desain hapenya cantik banget dengan efek bling-bling gitu di bodi belakangnya, sedangkan layarnya sudah kekinian khas hape keluaran terbaru.
Hape realme 2 ini dibandrol kurang dari 2,5 juta, dapat bonus gratis lumayan banyak: anti gores, earplug, dan SD card 32 GB. Dengan SoC SnapDragon 425 plus baterai gede, ini hape beneran hemat daya dah. Untuk pemakaian harian semoga lancar saja, mengingat memorinya yang 4/64 harusnya udah mencukupi.
Soal kamera, sepertinya tak usah diragukan lagi, standar OPPO lah, penuh kepalsuan, hehe.


Jadi dari lima gadget tersebut, satu dilego dan satu sudah dianggap tewas. Saya masih nyaman dengan Redmi Note 5, Mami semoga juga terbiasa pakai realme 2. Godaan muncul bulan ini ketika realme 3 dan Redmi Note 7 diluncurkan, semoga kali ini saya kuat menahan godaan…

Leave a Comment