Menjajal Bermain Game di Linux

Setelah laptop, objek oprekan Linux berikutnya adalah PC lama saya.

Kebetulan di rumah ada PC yang sudah cukup berumur, dipakai sejak 2012. Prosesor-nya cuma AMD APU A-4 3400 dengan RAM 4GB. Yang agak lumayan cuma VGA-nya yang saya tambah kartu grafis HIS Radeon HD 6570. Hampir setengah tahun ini PC ini nganggur karena harddisk-nya error. Awalnya mulai keluar bunyi aneh, dan untungnya semua file sempat saya backup, sebelum akhirnya mati total.

Nah, pekan lalu, iseng saya nyari HDD baru di toko komputer, dan kebetulan sekali nemu HDD 500GB dengan harga lumayan miring di toko langganan. Tanpa pikir panjang saya langsung beli deh. Dan setelah sedikit dibersihin, PC pun nyala kembali.

Karena spek PC ini masih lumayan lah buat dipakai main game, saya pun berencana menginstal OS yang akomodatif bagi kepentingan gaming. Pilihan pun jatuh ke Ubuntu 18.04 LTS, karena dua hal: kemapanan distro dan dukungan Steam.

Instalasi Ubuntu tentunya sangat simpel dan tak merepotkan, semua drivers langsung jalan dan setelah apdet, semua mulus. Yang ribet itu proses sebelumnya: donlot ISO-nya yang berkali-kali gagal ketika saya menggunakan metode direct download. Entah di laptop, di PC, maupun di hape, proses donlotnya lambaaaat sekali, sampai pada satu titik di sekitar 60-70 persenan, file-nya gagal donlot. Akhirnya saya harus pakai Torrent, dan wus-wus-wus, file pun langsung kesedot dengan lancarnya.

Usai instalasi dan sedikit apdet sistem dan repo, saya pun lanjut mendonlot Steam, sebagai salah satu platform gaming terbesar saat ini. Buat tester, saya menjajal AdVenture Capitalist, yang kebetulan adalah game gratisan.

Tampilan aplikasi Steam di Ubuntu.

Game-nya cukup ringan dan tidak membebani CPU. Di awal bahkan ada opsi untuk memilih resolusi layar dan kualitas grafik. Supaya lancar, saya biasa ambil kualitas terendah dengan resolusi sedang. Sudah cukup nyaman lah untuk dimainkan.

Berikutnya saya coba game yang agak lebih berat, selain dari segi spek, juga dari segi kantong, karena berbayar. Game berjudul Factorio ini adalah salah satu game dengan rating tertinggi di Steam, di mana kita sebagai pemain bisa membangun pabrik-pabrik untuk memproduksi berbagai komponen.

Tampilan gameplay Factorio di PC

Berhubung saya baru main sekitar tiga jam, dan map yang kebuka masih kecil, sejauh ini game ini juga jalan mulus aja di PC. Entah nanti kalau sudah agak lama dimainkan, mungkin akan mulai terasa ada lag yang mengganggu.

Sejauh ini, pengalaman bermain game di Linux ternyata kurang lebih aja seperti waktu main di Windows, relatif lancar tanpa kendala. Mungkin sedihnya itu, banyak judul game yang sepertinya dibikin cuma untuk Windows aja, sehingga nggak ada versi Linux-nya. Tapi gapapa juga sih, toh spek minimum buat game-game itu juga nggak tercapai di PC saya. Saya lebih berminat menjajal game-game indie yang biasanya ngasih spek bersahabat buat PC jadul. Nantilah kalau ada game baru lagi yang saya coba, akan saya bahas lagi. Sekarang, mari kita mengumpulkan duwit sebanyak banyaknya dulu…

Andai duwit segini bisa dituker duwit betulan…

Leave a Comment