My Fav Films

Banjarmasin, 8 Januari 2007

Disclaimer: Posting kali ini tidak terkait dengan gonjang-ganjing Festival Film Indonesia yang malu-maluin itu.

Apakah anda suka menonton film? Berapa film yang anda saksikan setiap minggunya? Berapa film yang benar-benar anda suka dan anda putar berulang kali? Berapa budget anda untuk tiket bioskop setiap bulan? Apakah anda juga memasukkan frase ‘menonton film’ jika ditanyakan mengenai hobi? Siapa aktor dan aktris favorit anda? Apakah anda turut berurai air mata ketika Jack tenggelam demi menyelamatkan Rose? Apakah anda tahu ilustrasi musik film apa yang dicolong film Ekskul?

Sebagai penikmat film yang tidak pernah merasakan nikmatnya duduk di kursi empuk Twenty One, saya saat ini hanya bisa bergantung pada tayangan di televisi atau VCD/DVD jika ingin menyaksikan film-film (yang menurut saya) berkualitas. Sambil harap-harap cemas menunggu Duta Mall segera menepati janjinya untuk menghadirkan Studio 21 di Banjarmasin, saya coba mengingat-ingat kembali pengalaman panjang saya mengenai dunia perfilman dari kecil hingga sekarang.

Semasa kecil, film amat lekat dengan kehidupan saya, mengingat rumah waktu kecil itu pas di seberang sebuah bioskop kampung kecil bernama Bioskop Merdeka, di daerah Pasar Lama; sebuah wilayah padat penduduk di tengah kota Banjarmasin, di mana setiap rumah pada saat itu memiliki radio transistor yang senantiasa mengumandangkan lagu-lagu si Raja Dangdut.

Film-film yang diputar di bioskop itupun tak jauh-jauh dari filmnya Bang Haji, India, Warkop, Dorce dan film-film panas murahan khas 80-an. Berhubung saya belum cukup umur, saya tidak diperbolehkan nonton tiga jenis film terakhir, sehingga jadilah saya penikmat jenis ‘film musikal (seperti kata Chaidir)’ tersebut; maklumlah emak saya fans berat Bang Haji!

Awal 90-an saat saya kelas 2 SD, kami sekeluarga pindah ke pinggiran kota, jauh dari peradaban dengan sawah membentang di sekeliling rumah, dan listrik tidak tersedia hingga saya sekolah kelas 5 SD!!! Bayangkan, untuk nonton televisi yang isinya TVRI doang harus numpang ke rumah tetangga. Jadi inilah masa ‘dark age‘ dalam kehidupan saya, masa di mana saya lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan yang baru jadi di dekat batas kota. Sedikit sekali film yang saya ingat sempat saya tonton, tapi yang paling saya ingat adalah nonton Star Wars (produksi 1977)! Yah, namanya juga anak kecil, pastilah yang ‘action‘ perang-perangan begitu paling menarik minat kami hingga ramai diperbincangkan di sekolah.

Waktu saya masuk SMP, masuklah dua stasiun swasta ke kota saya, RCTI dan SCTV. Saya mulai senang menyaksikan film-film Layar Emas. Yah, namanya juga ndak ada pilihan lain, jadi saya ya nurut aja apapun yang diputar kala itu. Kadang yang ditonton sekadar Arnold Schwarzenegger atau Stallone, yang banyak pukul-pukulannya, kadang ada juga yang lucu-lucu kayak film Mac Culkin dan Robin Williams.

Pas kelas tiga saya mulai agak ‘pemilih’. Berhubung tiap minggu rajin nonton serial TV Friends dan The X-Files, selera film saya standarnya harus seperti dua tayangan tersebut. Saya tidak lagi berminat nonton Van Damme atau Lorenzo Lamas, apalagi Steven Segal. Saya juga mulai tertarik dengan Up Close and Personal-nya Michelle Pfeiffer juga Romeo+Juliet Leonardo diCaprio (ABEGE bener!). Sempat seusai hari terakhir Ebtanas kami pengen rame-rame ngumpul nonton bareng film, tapi apa daya sorenya kami harus merelakan bioskop satu-satunya yang masih tersisa di kota ini (setelah yang lain mati perlahan) hangus terbakar akibat kerusuhan. Akhirnya tak sempat sekalipun saya merasakan gelegar dan lebarnya layar secara langsung, padahal sudah bela-belain nabung seminggu biar bisa beli tiketnya (sigh).

Masuk SMU, VCD mulai merambah kota ini, menggantikan era video pita yang gampang kusut dan Laser Disk yang nggak praktis banget. Krismon yang melanda negeri ini tidak memungkinkan anak seorang PNS golongan II seperti saya memiliki perangkat VCD player yang saat itu harganya masih jutaan. Tapi selera film saya justru semakin ‘tinggi’ mengingat teman-teman semakin berpengaruh dalam menentukan film apa yang ‘layak’ tonton dan film apa yang ‘sampah’ doang. Seingat saya, film-film (yang menurut saya) bagus saat itu adalah The X-Files (Versi Bioskop), City of Angels (dengan OST Iris-nya), Tarzan (versi kartun), dan man, Dead Poet’s Society yang baru bisa saya saksikan setelah kelas 3 Bahasa! Film ‘sampah’ sendiri saat itu tetap saya dan teman-teman tonton, sekadar refreshing kalo cape main PS, hehe. Yah, semacam Scream, I Know What You Did Last Summer, The Idle Hand (yuck!), dan sebangsanya lah.

Saat kuliah, kehidupan ekonomi keluarga saya lumayan membaik dan didukung pula dengan masuknya produk elektronik murah meriah dari RRC (thanks to Gus Dur!!!). Saya kecipratan untungnya juga karena akhirnya bisa beli seperangkat komputer sendiri. Inilah titik balik perubahan pola hidup saya. Saya jadi suka ke rental VCD, nyewa film banyak-banyak, untuk dikopi dan ditonton satu persatu. Saya merdeka menentukan pilihan film apa yang ingin saya saksikan, dari jenis genre apapun, dan kapanpun saya mau nonton. Saya jadi kemaruk mencari film-film yang dulunya cuma bisa saya baca resensinya, dan sekarang bisa saya nikmati sepenuhnya. Sejak itu saya mulai nyadar, kalau saya, entah kenapa amat menyukai film-film yang dibintangi Tom Hanks juga Meg Ryan. Ada nuansa tersendiri yang selalu berbeda dalam setiap film pasangan ‘suami istri’ ini. Selain itu, sejak 2004 kalo ndak salah MetroTV mulai sering memutar film-film jadul yang ternyata menarik juga buat saya nikmati. Yah, saya seakan jadi omnivora yang menyukai segala jenis genre film.

Berikut sedikit (100) film yang jadi favorit saya, yang indikatornya cukup saya ambil dari seberapa ingin saya nonton ulang film tersebut:

1. About A Boy
2. Accidental Hero
3. Ali
4. Anna and The King
5. Arisan
6. Around The World in 80 Days (versi lama)
7. Banyu Biru
8. Batman
9. Batman Returns
10. Batman Forever
11. Batman & Robin
12. Batman Begins
13. Blown Away
14. Braveheart
15. Bridget Jones’ Diary
16. Bridget Jones’ Diary 2
17. Brotherhood of Justice
18. Ca Bau Kan
19. Cars
20. Cast Away
21. Catch Me If You Can
22. Chicago
23. Chicken Little
24. Children of Heaven
25. City of Angels
26. Contact
27. Dead Poet’s Society
28. Disney’s Tarzan
29. Down With Love
30. Edward Scissorhands
31. Enemy of The State
32. Entrapment
33. Fight Club
34. Finding Nemo
35. Flatliners
36. Forrest Gump
37. Garfield
38. Garfield 2: A Tail of The Two Kitties
39. Gattaca
40. Gie
41. Good Will Hunting
42. Grease
43. Home Alone 2: Lost in New York
44. Hook
45. Hulk
46. I am Sam
47. Ice Age
48. Ice Age 2: The Meltdown
49. Independence Day
50. JFK
51. Joe Versus The Volcano
52. Jumanji
53. Kate & Leopold
54. Kill Bill
55. Kill Bill 2
56. Kingdom of Heaven
57. Last Action Hero
58. Legends of The Fall
59. Leon: The Professional
60. Malena
61. Moulin Rouge
62. Pasir Berbisik
63. Philadelphia
64. Pretty Woman
65. Robin Hood: Prince of Thieves
66. Runaway Bride
67. Saving Private Ryan
68. Seven Years in Tibet
69. Shakespeare In Love
70. Shallow Hal
71. Shrek
72. Shrek 2
73. Sleepless in Seattle
74. Speed
75. Spiderman
76. Spiderman II
77. SpongeBob SquarePants The Movie
78. Swordfish
79. Team America: World Police
80. The Da Vinci Code
81. The Devil’s Own
82. The Fugitive
83. The Incredibles
84. The Killing Fields
85. The Terminal
86. The Truman Show
87. The Wedding Singer
88. The X-Files: Fight The Future
89. Tora! Tora! Tora!
90. Toy Story
91. Troy
92. Twins
93. Two Weeks Notice
94. Up Close and Personal
95. Who Framed Rogger Rabbit?
96. Wrongfully Accused
97. X-Men
98. X-Men 2
99. X-Men 3: The Last Stand
100. You’ve Got Mail

Daftar ini saya buat secara subyektif, sambil mengorek-ngorek memori lama tentang film-film apa saja yang menarik bagi saya. List ini tidak ada hubungan apapun dengan hasil penjualan box office atau perolehan Oscar para sineasnya. Semuanya secara subyektif hanyalah film favorit pilihan saya. List tersebut bisa berubah sewaktu-waktu jika kelak ingat film-film yang lebih keren dari yang sudah tercantum, atau baru nonton film keren lainnya.

Di luar daftar ini, saya juga lumayan menikmati film-film yang ada serinya seperti:

  • Austin Powers
  • Harry Potter
  • Indiana Jones
  • James Bond
  • Lord of The Rings
  • Scary Movie
  • Star Wars
  • Superman (versi lama)

Lalu film apa yang tidak saya sukai? Well, sekali lagi ini sangat subyektif, dan tidak suka di sini bukan berarti membenci, hanya saja saya tidak bisa menemukan daya tarik untuk mengikuti film tersebut, sedahsyat apapun penjualan dan publikasinya. Alasannya entah saya rasa akting pemainnya ndak sreg, jalan ceritanya kacangan, terlalu enteng, atau sebaliknya, terlalu bikin mumet. Berikut sebagian di antaranya:

  • Mission Impossible (semua versinya Tom Cruise)
  • Semua filmnya Ben Affleck kecuali Good Will Hunting (termasuk di antaranya Armageddon, Pearl Harbor dan Daredevil)
  • Semua filmnya Leonardo diCaprio kecuali Catch Me If You Can (antara lain Titanic, Gangs of New York, dan The Aviator)
  • Solaris, Vanilla Sky dan yang sejenis ini (mumet!)
  • Superman Returns (kecewa)
  • The Matrix (semua)
  • Tomb Raider (saya fans Lara yang kecewa melihat filmnya)
  • Film-film yang didominasi setan, kekerasan dan pornoaksi

Ada banyak film baru (dan lama) yang ingin saya saksikan tapi masih belum kesampaian, entah karena belum sempat ‘hunting‘ atau yang sudah nemu VCD/DVD-nya tapi belum sempat saya tonton karena kesibukan. Beberapa di antaranya adalah:

  • A Beautiful Mind
  • Berbagi Suami
  • Brokeback Mountain
  • Capote
  • Crash
  • Denias
  • Ekskul (!!!!)
  • Munich
  • Masih banyak…

12 thoughts on “My Fav Films”

  1. Betul-betul penikmat omnivora …
    Lumayan, walau tidak termasuk penggila film sampai harus menghafal musik latar, … 15 judul dari 100 daftar klasemen sementara ternyata sama. hehehe
    😀

    Reply
  2. Di daftar: 4,8,9,10,11,12,14,50,64,65,75,76,84,89,91.
    Beberapa film Hercule Poirot, The Sting, Comma, Gone with the win, House of Flying Daggers … lainnya udah lupa 😀

    Reply
  3. nimbrung yah?
    children of heaven (bagus!)
    edward scissorhands (wah!)
    list nya beragam yah?!
    sdh nonton Love Actually atau film2 keluarga sebangsa Nanny Mcphee? lumayan menghibur.

    Ekskul? Wah, aneh, datar. Lumayan kecewa jg nontonnya.

    Salam,
    D

    Reply
  4. Wah.. Love Actually padahal pengen nonton, tapi kemarin pas tugas di dalam, hik hik…

    Nanny McPhee sih sudah, lumayan lucu juga. Emma Thompson memang aktris watak.

    Ekskul? Weleh, sudah banyak yang merekomendasikan untuk menjauhi film ini, hehe..

    Reply
  5. dari Borneo ya??!!!the Da Vinci Code tuh keren_malu kadang ngeliat knowledge nya.dah saatnya film yang memberi semangat mencari kebenaran setalah nontonnya, biar jadi orang yang manfaat bwt yg laen ya ga?!

    Reply
  6. @ Abdee
    Iya, Kalimantan Selatan Mas.
    Wah, kalo Tom Hanks yang main saya harus suka deh.
    Mengenai knowledge-nya, saya kurang bisa komentar, sekarang berhamburan juga film-film tandingan menguak “fakta” di balik Da Vinci Code… Gimana ya?

    Reply

Leave a Reply to Amd Cancel reply