Memilih Tema WordPress Zaman Now

Setelah kelar dengan urusan reset hosting, instalasi WordPress via Softaculous, pengaturan admin, dan yang kecil-kecil macam edit htaccess segala macem, tibalah kita pada urusan paling krusial: memilih tema.

Sebenarnya nggak krusial-krusial amat sih, lah pakai tema default juga sebenarnya blog udah bisa jalan dan diakses normal. Tema ini tujuan utamanya ya sekadar memuaskan mata dan ego.

Memuaskan mata, maksudnya tentu memilih tema yang cantik dipandang, layout-nya ciamik, dan font-nya gampang dibaca.

Memuaskan ego, nah ini dia. Kadang saya punya preferensi subjektif yang tidak semua tema punya fitur yang bisa memenuhinya. Misalkan, ada yang nggak enak banget naroh posisi logo di header, atau footer-nya nggak bisa diedit. Hal-hal sepele namun bikin nggak mood.

Selain itu, yang jadi pertimbangan juga adalah sebaik apa adaptasinya di berbagai platform, khususnya di browser hape. Berbeda dengan saat awal-awal ngeblog ketika semuanya masih berbasis desktop, internet saat ini lebih didominasi perangkat mobile. Karenanya, para pembuat tema WP “zaman now” sepertinya fokus ke mengembangkan tema yang responsif dan adaptif.

Setelah beberapa kali utak-atik pilihan tema, saya jatuh hati pada tema berikut: Cenote dari ThemeGrill.

Dari beberapa tema yang saya jajal, sepertinya untuk saat ini tema ini yang paling memenuhi ekspektasi saya. Tampilannya simpel, nggak terlalu neko-neko, dengan latar putih polos, dan font-nya juga enak dibaca. Kustomisasinya juga lumayan banyak untuk sebuah tema gratisan. Paket komplet, lah.

Oya, saat memilih tema ini, saya sepenuhnya menggunakan Firefox di hape saya, dan tampilan serta navigasi di perangkat mobile menurut saya sudah cukup nyaman lah.

Kesimpulannya, tema Cenote ini mungkin akan saya pakai untuk ke depannya, entah sampai berapa lama. Semoga kalau memang nyaman dengan tema ini saya nggak perlu ganti-ganti tema lagi, syukur-syukur malah bisa upgrade ke versi pro-nya.