2021 vs 2022

Lama sekali nggak ke sini sejak pergantian tahun, padahal banyak hal yang pengen ditulis dan jadi terasa basi sekali berhubung kelamaan ditinggal.

2021 mungkin jadi tahun terberat yang pernah saya alami setelah 2010. Yang terbesar tentu harus merelakan ibu pergi. Selain itu, banyak pula kabar duka saya terima, seperti guru bahasa Inggris favorit saya sewaktu SMP, dua dosen di kampus S-1 dulu, kawan SMA, kawan seangkatan kuliah, hingga beberapa kerabat lainnya.

Selain itu, suasana tempat kerja dengan segala hiruk-pikuknya tak urung juga agak menyedot energi. Transisi dari pembelajaran online ke tatap muka juga melelahkan sekali, dengan kebijakan yang bisa berubah dalam hitungan hari. Kegiatan vaksinasi, monev dinas dan segala kelengkapan yang harus dikebut. Bonusnya, sedikit piknik tipis-tipis lah ke Makassar.

2022 ini sudah berjalan hampir tiga bulan, dan akhirnya setelah dua tahun, saya bisa ke pantai lagi. Tak banyak opsi untuk menghibur diri, memang. Palingan ya latihan piano tipis-tipis di labkom yang bisa buat hiburan, plus masih saja tak selesai menamatkan Final Fantasy XII.

Oya, rekap film tahun tadi juga belum dibikin, dan sepertinya tak banyak yang sempat diutak-atik juga dari dunia per-Linux-an. Satu lagi, tahun ini sepertinya akan ganti gadget, walau masih menunggu momen yang tepat…

Jadi bakal nulis lagi kah setelah ini? Semoga saja.

2 thoughts on “2021 vs 2022”

  1. tahun ini sepertinya akan ganti gadget

    Vivo…. Spek lumayan harga masuk akal, paling tidak lebih murah dikit daripada Oppo dengan kemapuan sama, kamera juga lumayan lah kalau sudah harganya di atas UMP Kalimantan Selatan.

    kawan seangkatan kuliah, hingga beberapa kerabat lainnya.

    Almarhum Raji bek andalan jaman main bola dulu, kawan seangkatan kuliah siapa Med?

    Reply

Leave a Reply to Faridz детй Калиман Cancel reply