Menjajal Kemudahan Pop!_OS

Selain mengajar, salah satu tugas tambahan saya di sekolah adalah mengelola laboratorium komputer. Salah satu komputer paling powerful di labkom adalah sebuah PC rakitan yang sebelum pandemi rencananya digunakan sebagai server UN. PC yang dibeli dari dua tahun lalu ini baru saya temukan pertengahan 2021 ini setelah lama teronggok di gudang. Setelah saya cek ternyata speknya lumayan. Intel Core i7 generasi 8, RAM 8GB (sayangnya cuma single channel), ditambah VGA NVIDIA GTX 1050Ti. Saya ambil lah buat pemakaian sehari-hari, toh UNBK sudah dihapus juga sama Mas Menteri.

PC ini punya dua penyimpanan, SSD SATA 512GB dan HDD 2TB. SSD diinstal Windows 10 karena aplikasi ANBK harus jalan di Windows, sedangkan di HDD awalnya saya pakai Manjaro. Untuk pekerjaan berat seperti render video, performa i7-nya sangat bisa diandalkan lah. Nah, setelah sekian bulan pakai Manjaro saya nggak pernah sukses menginstall driver proprietary-nya sehingga harus puas dengan driver open source-nya. Sok tahu aja sih ini, tapi rasanya kayak kurang maksimal aja jadinya kinerja kartu grafisnya. Dari sini terbukti sih kalau skill ngoprek saya itu payah sekali…

Akhirnya browsing lah bentar, dan ternyata katanya distro yang paling mudah dan kompatibel dengan NVIDIA itu adalah Pop. Ya udah donlot ISO dari website-nya, dan benar saja, sudah tersedia opsi edisi khusus dengan driver NVIDIA.

Tuh, NVIDIA-nya udah include, Kak

Proses download dan instalasinya saya rasakan sangat lancar. Sepengalaman saya di Linux, ini distro pertama yang berhasil saya instal langsung pada percobaan pertama.

Terus setelah install, gimana kesannya?

Wah, ini sih Ubuntu dikasih skin!

Jika dibandingkan, tampilan Pop dengan Zorin kentara sekali bedanya. Zorin sangat Windows-ish, sementara Pop tak menutupi diri kalau sejatinya dia adalah Ubuntu. Cosmic Desktop-nya tetap mempertahankan suasana Ubuntu, dengan beberapa tweaking sana sini. Sayangnya, saya agak terganggu dengan keyboard shortcuts-nya yang terpaksa harus banyak saya ubah-ubah biar sama lah workflow-nya seperti di Windows Zorin.

Tapi kembali ke tujuan utama, yang penting NVIDIA driver-nya udah terinstal sempurna dan tinggal minta update.

Kecepatan kipas VGA udah bisa diatur, Kak.

Buat main game gimana?

Sejauh ini, berhubung game saya juga nggak berat-berat amat, jadinya ya lancar aja. Mungkin masalah ada di RAM-nya yang cuma satu keping, sehingga gabisa dual channel. Manajemen memori juga sepertinya sudah masalah umum di Linux.

Oya pas event diskon kemaren, saya juga (akhirnya) beli Tomb Raider 2013 di Steam seharga 36 ribu, dan sudah dapat seabreg bonus. Sudah saya coba juga di mode grafik ultra dan syukurnya lancar jaya. Jadi bisa aja lah buat gaming tipis-tipis.

Tomb Raider (2013) resolusi 1920×1080 60fps setting grafis ultra

Jadi gimana, rekomendasi?

Pop!_OS di Neofetch

Tentunya, apalagi kalau PC anda pakai VGA NVIDIA, sepertinya akan sangat dimudahkan buat instalasi driver. OS ini, dengan segala ke-Ubuntu-annya, tentu memiliki kesamaan dalam kelebihan dan kekurangannya.

Buat saya pribadi, keunggulan utama Pop adalah kemudahan instalasi, kompatibilitas dengan VGA NVIDIA, dan sejauh ini lancar saya untuk pemakaian sehari-hari di sekolah. Kekurangan buat saya cuma shortcut-nya yang harus banyak saya atur ulang demi kelancaran kerjaan.

4 thoughts on “Menjajal Kemudahan Pop!_OS”

  1. Saya terakhir pake Ubuntu sebelas tahun lalu. Alasan pakai: ketika mau update driver harus nelepon Acer Indonesia dan didiktekan alamat URL.
    Saya format ulang mini desktop itu saya ganti Ubuntu. Eh dia bisa nyari sendiri.
    Lantas laptop Toshiba saya begitukan juga. Beliin laptop non-OS juga saya install Ubuntu.

    Sekarang saya lupa caranya 🙊🙈

    Reply

Leave a Reply to Amed Cancel reply