01 – Describing Personality

Duh, saya nggak suka nih topiknya. Entah kenapa, saya lebih suka mendengar orang lain bercerita soal dirinya, ketimbang membicarakan diri sendiri. Saya juga lebih suka membahas hal di sekitar yang saya temui, ketimbang apa yang saya rasakan. Bahkan di blog, makin ke mari saya juga makin jarang curhat, lebih suka membahas hobi, kesibukan, dan oprekan … Read more

Writing Challenge dan Konsistensi

Lagi-lagi ada writing challenge gitu melintas di timeline saya usai ngeliat Om Warm dan Kak Kimi posting ginian. Jadi pengen ikut tapi ragu-ragu, soalnya mood menulis saya ini parah sekali konsistensinya. Tapi tak apa lah, dicoba aja dulu semampunya, mumpung eh ini lagi baru penyegaran ganti theme yang lebih minim maintenance. Nulisnya juga mungkin bakal … Read more

Bertualang di KDE

Kalau saya ditanya, apa Desktop Environment (DE) favorit saya di Linux, mungkin saya bisa langsung jawab GNOME. Alasannya? Karena itu aja yang sering dipakai, sesederhana itu. Jawaban ini membuat saya merasa seolah ganti DE itu tak semudah gonta-ganti distro. Hal itu terbukti saat saya mencoba MX Linux, di mana saya langsung gak sreg dengan tampilan … Read more

Mencoba MX Linux

Ketika ganti mesin, SSD sepenuhnya saya format sebagai partisi sistem, sementara Harddisk lama dijadikan penyimpanan utama. Nah, di HDD sebenernya masih ada partisi kosong bekas instalan Ubuntu. Di sinilah saya kepikiran untuk menambahkan satu distro sebagai sarana eksperimen. Pertanyaannya, mau pakai distro apa? Yang langsung terpikir adalah MEPIS; rasanya kepingin bernostalgia dengan distro pertama saya. … Read more

Lima Alasan Menggunakan Manjaro

Catatan: Postingan kali ini ditulis dari MX Linux :)) Setelah ganti mesin dan banyak mengutak-atik Manjaro, tak bosan saya mengatakan, ini distro Linux paling nyaman buat dipakai sejauh ini. Saya memutuskan menjadikan distro ini sebagai daily driver di Mandalorian karena beberapa alasan berikut. 1 – Arch + GNOME = Cantik Sejak boot ke Live USB, … Read more

Mencoba Manjaro

Sejak pertama migrasi ke Linux hampir setahun ini, tak banyak distro yang saya coba. Zorin atau Kubuntu misalnya, cuma sekadar diunduh ISO-nya, dicoba bentar, bingung, lalu diganti yang lain. Sempat juga bereksperimen di USB Drive dengan Peppermint dan Puppy Linux, dan hasilnya kurang lebih sama: banyak bingungnya. Hitungannya baru tiga distro yang benar-benar pernah dicoba … Read more